Catatan Fisika Pengukuran Kelas 10




A. BESARAN DAN SATUAN
  • Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
  • Satuan menunjukkan ukuran suatu besaran yang diikuti oleh angka.
Besaran terbagi dua :
  • Besaran pokok : besaran yang telah ditetapkan satuannya secara internasional dan digunakan sebagai dasar besaran lain.
  • Besaran turunan : besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok
1. BESARAN POKOK


2. BESARAN TURUNAN
Contoh besaran turunan antara lain : luas, volume, gaya, berat, percepatan, kecepatan, energi, momentum, daya, tekanan, usaha, massa jenis, kelajuan dan lain-lain

3. BESARAN SKALAR DAN BESARAN VEKTOR
Berdasarkan arah besaran terbagi dua :
  • Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah Contoh : gaya, perpindahan, kecepatan, momentum
  • Besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai saja Contoh : usaha, energi, kelajuan, massa jenis, massa dan lain-lain

B. DIMENSI
Menyatakan cara suatu besaran tersusun dari besaran pokok.
Contoh :
Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut :
a. Kecepatan
b. Percepatan
c. Gaya
d. Usaha
e. tekanan
jawab :


Fungsi Dimensi :
(1) Membuktikan kesetaraan dua besaran
Contoh :
Buktikan bahwa besaran momentum dan impuls adalah besaran yang setara !
jawab :




(2) Membuktikan benar tidaknya suatu persamaan
Contoh :
Buktikan persamaan berikut benar secara dimensi !

Jawab :
(a)

Kedua ruas sama maka persamaan tersebut BENAR secara dimensi

(b)



C. PENGUKURAN

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain yang sudah ditetapkan satuannya.
Hasil pengukuran dinyatakan :


X = besaran yang diukur
X0 = hasil pengukuran
∆X = ketidakpastian mutlak

Ketidakpastian mutlak berhubungan dengan presisi (ketepatan) dalam pengukuran

D. KESALAHAN PENGUKURAN
Kesalahan dalam pengukuran terbagi dua yaitu
(1) Kesalahan acak
Misalnya : bising, kondisi lingkungan disekitar pengukuran, gerak molekul udara, tegangan fluktuatif PLN
(2) Kesalahan sistematis
Misalnya : kalibrasi alat yang kurang tepat, kesalahan sudut, pandang pengamat dalam membaca hasil pengukuran, pengamat yang tidak mengetahui cara penggunaan alat

E. PENGUKURAN TUNGGAL
Nilai ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal :

Ketelitian alat : skala terkecil alat tersebut. Misalnya penggaris memiliki skala terkecil = 1 mm.


F. PENGUKURAN BERULANG
Dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.



G. ALAT UKUR PANJANG
(1) Jangka Sorong
Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan benda, diameter suatu benda, mengukur kedalaman. Memiliki ketelitian 0,1 mm = 0,01 cm

(2) Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, seperti lempeng logam, kertas, mengukur diameter luar suatu benda. Ketelitian dari mikrometer sekrup adalah 0,01 mm
Hasil Pembacaan = skala utama + (skala nonius x ketelitian )
                                  = 3,5 mm + ( 27 x 0,01 ) mm
                                  = 1,1 + 0,27 = ( 1,37 ± 0,005 ) mm


H. ANGKA PENTING
Merupakan angka yang diperoleh dari hasil pengukuran termasuk angka yang ditaksir

Aturan angka penting (AP) :
  • Semua angka BUKAN NOL adalah angka penting
            Contoh : 3,52 ( 3 AP )
                             1,667 ( 4 AP )
  •  Angka NOL yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting
            Contoh : 4,05 ( 3 AP )
                             251,006 ( 6 AP )
  • Angka NOL yang terletak dibelakang koma desimal termasuk angka penting
           Contoh : 4,50 ( 3 AP )
                            56,800 ( 5 AP )
  • Angka NOL yang terletak di sebelah kiri koma desimal BUKAN ANGKA PENTING
           Contoh : 0,0056 ( 2 AP )
                            0,809 (3 AP )
  • Angka NOL yang terletak di kanan angka BUKAN NOL namun tidak diikuti koma desimal bukan angka penting.
           Contoh : 225000 ( 3 AP )
                            16578900 (5 AP )

Aturan Pembulatan
  • Angka yang nilainya > 5 dibulatkan ke atas.
           Contoh : 6,48 dibulatkan menjadi 6,5
  • Angka yang nilainya < 5 dibulatkan ke bawah
           Contoh : 23,14 dibulatkan menjadi 23,1
  • Jika tepat = 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
           Contoh : 4,25 , angka sebelum 5 genap maka dibulatkan ke bawah = 4,2
                            4,75, angka sebelum 5 ganjil maka dibulatkan ke atas = 4,8

Operasi Hitung Angka Penting

(1). Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit. Contoh :

(2) Operasi perkalian dan pembagian
Hasil operasi ini harus menghasilkan angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.


(3) Pemangkatan dan Bentuk akar
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang dioperasikan.
Contoh :


okay guys demikinlah catatan mengenai Pengukuran ala studygramfisika. Materi ini akan adik-adik kelas X temui di awal pertemuan semester 1 ini. Karena sudah pernah disinggung pada waktu SMP, saya yakin kalian pasti bisa memahaminya. Perbedaan di kelas X ini materinya ditambahkan sedikit mengenai dimensi. semoga bermanfaat dan selamat belajar guyss..
























Posting Komentar

0 Komentar