CATATAN KELAS 7 : LAPISAN BUMI

 

www.canva.com


LAPISAN BUMI
Bumi merupakan planet yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, hal ini dikarenakan bumi memiliki komponen-komponen penunjang kehidupan seperti air, tanah, dan udara. Bumi ini memiliki lapisan penyusun mulai dari lapisan terdalam hingga lapisan terluar. Lapisan-lapisan bumi terdiri atas atmosfer sebagai lapisan terluar, mantel, inti luar dan inti dalam. Lapisan bumi dapat digambarkan sebagai berikut :
                         
www.dosenpendidikan.co.id


Bumi terdiri atas 3 komponen utama, yakni komponen gas (atmosfer), komponen padatan (litosfer) dan komponen air (hidrosfer). Selain itu, bumi memiliki komponen lainnya yaitu bumi bagian es (kriosfer) dan bagian bumi tempat di mana berlangsungnya kehidupan yang dinamakan (biosfer).

I. ATMOSFER
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Terdiri atas campuran gas, sedikit cairan dan padatan yang menyelimuti bumi mulai dari permukaan bumi hingga luar angkasa. Atmosfer tersusun atas gas nitrogen sebesar 78%, Oksigen 21%, Karbon dioksida, argon, dan beberapa gas lain menyusun sebagian kecil dari atmosfer. Karena sejumlah aktivitas manusia yang menghasilkan gas polutan (karbon dioksida, metana, dan nitrogen dioksida) yang berasal dari asap kendaraan, limbah pertanian dan peternakan, asap pabrik dan juga pembakaran bahan bakar fosil membuat komposisi atmosfer mengalami perubahan dan berdampak besar tehadap bumi yaitu pemanasan global. Susunan lapisan atmosfer bumi :


1. Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling dekat dengan planet bumi. Lapisan ini memiliki Ketinggiannya mulai 0 km hingga 12 km di atas permukaan bumi. Sebagian besar troposfer berbentuk uap air dan 75% terdiri atas gas-gas atmosfer. Pada lapisan ini terjadi perubahan suhu, angin, iklim, dan cuaca. Selain itu, lapisan inilah sebagai tempat terjadinya hujan dan turunnya salju. Semakin tinggi lapisan ini maka suhunya semakin rendah.

2. Stratosfer
Lapisan yang bersuhu dingin dan hanya ditempati oleh ozon (O3). Lapisan statosfer berfungsi sebagai pelindung dari gelombang radiasi ultraviolet yang sangat membahayakan jika terkena kulit manusia. Memiliki ketinggian 12 – 50 km di atas permukaan bumi. Tidak ada aktivitas cuaca pada lapisan ini sehingga aman bagi pesawat udara untuk terbang selama berada di lapisan ini.

3. Mesosfer
Lapisan pada ketinggian 50 kilometer sampai dengan 80 kilometer di atas permukaan Bumi. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu yang cukup signifikan (suhu tidak stabil) setiap bertambahnya ketinggian. Setiap jarak 100 m maka suhu akan berkurang sebesar 0,40C. Lapisan ini merupakan pelindung bumi dari benda-benda luar angkasa yang jatuh je permukaan bumi seperti meteor.

4. Termosfer (ionosfer)
Lapisan termosfer juga disebut dengan ionosfer. Ini disebabkaan adanya proses ionisasi pada partikel ataupun molekul. Adanya proses ionisasi sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai reaksi penambahan dan pengurangan elektron yang nantinya akan menghasilkan cahaya berwarna-warni yang indah. Cahaya ini disebut dengan sebutan aurora. Lapisan termosfer terletak pada ketinggian 80 kilometer sampai 100 kilometer. Lapisan termosfer berfungsi sebagai tempat mengorbitnya teleskop Hubble dan pesawat ulang-alik, serta melindungi bumi dari radiasi ultraviolet. Selain itu juga sebagain tempat pemantulan gelombang radio.

5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan terakhir yang menyelimuti bumi dengan jarak di atas 700 kilometer sampai dengan 190.000 kilometer. Pada lapisan ini terjadi berbagai interaksi antara gas yang ada di luar angkasa. Satelit-satelit buatan yang mengitari bumi tersebut berada dalam lapisan ini. Kandungan utama dari eksosfer adalah hidrogen. Pesawat luar angkasa dan satelit yang mengorbit di eksosfer tidak dapat bergerak bebas seperti pesawat biasa. Hal ini disebabkan eksosfer memiliki sedikit molekul, sehingga gaya tekan udara sangat rendah dan mengakibatkan sayap dari pesawat luar angkasa tidak berfungsi. Pergerakan dari satelit atau pesawat luar angkasa tersebut bergantung pada mesin pendorongnya.


II. LITOSFER
Berdasarkan etimologi, litosfer ini berasal dari bahasa Yunani, yakni berasal dari kata “lithos” yang artinya adalah berbatu dan “sphere” yang memiliki lapisan. Jadi dapat dikatakan bahwa litosfer adalah lapisan paling luar atau juga Kulit Bumi. Secara umum lapisan kulit bumi tersebut disusun mengikuti bentuk muka bumi serta juga terdiri dari batuan dan juga mineral.

Lapisan litosfer memiliki manfaat seperti berikut :
1. Sebagai sumber energi (minyak bumi dan batubara)
2. Sebagai pemenuhan kebutuhan industri (besi dan aluminium)
3. Sebagai bahan pembuat perhiasan (mineral, intan, emas, perak)
4. Sumber energi dan bahan peledak (uranium)
5. Sumber bahan baku pupuk (nitrogen dan fosfat)

BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
A. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat proses pendinginan.
  • Batuan beku dalam (tubir) → terbentuk dari pembekuan magma di dalam kulit bumi. Disebut juga batuan kristal. Contoh: batu granit, diorit, gabro. 
   
  • Batuan beku korok  terbentuk dari pembekuan magma di celah-celah/retakan bumi. Batuan korok dapat berupa kristal kecil dan kristal besar. Salah satu contoh batuan korok adalah granit fosfir.
  • Batuan beku luar (leleran)  terbentuk dari pembekuan magma setelah mencapai permukaan.  Batuan beku luar dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, maupun bahan amorf, contohnya liparit, andesit. Salah satu contoh batuan leleran adalah batu apung.

B. Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk oleh endapan dan sementasi yang bisa terjadi di permukaan bumi dan di bawah tanah atau di dalam air. Pada dasarnya, batuan sedimen terbentuk akibat proses sedimentasi.
Berdasarkan tempat terjadinya pengendapan, ada 3 jenis batuan sedimen yakni :
  • Batuan Sedimen Kontinental adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di laut, contohnya terjadi di tanah los dan tanah gurun pasir
  • Batuan Sedimen Marine. Sesuai dengan namanya, proses pengendapan batuan sedimen marine terjadi di laut, seperti di endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
  • Batuan Sedimen Lakustre, adalah batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.
Ditinjau dari proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :

  • Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi kecil. Setelah itu, batuan tersebut mengalami pengendapan dan membentuk batuan endapan klastik. Salah satu batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale).
  • Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur, yaitu stalaktit dan stalagmit. Stalaktit dan stalagmit tersebut dapat ditemukan di gua-gua kapur.
  • Batuan sedimen organik merupakan batuan yang dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, antara lain sisa-sisa bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut, contohnya kerang dan terumbu karang.
Batuan sedimen juga dapat dibagi berdasarkan perantara atau medium. Berdasarkan perantaranya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3.
  • Batuan sedimen aeris (aeolis). Proses pengangkutan batuan ini dilakukan oleh angin. Contohnya antara lain tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
  • Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui media perantara es. Contohnya antara lain moraine.
  • Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.

C. Batuan Metamorf (Malihan)
Batuan metamorf adalah batuan hasil perubahan dari batuan beku dan batuan endapan yang terjadi akibat proses metamorphosis. Faktor-faktor penyebab perubahan batuan antara lain suhu tinggi, tekanan tinggi, kombinasi suhu dan tekanan tinggi, penambahan bahan lain.
Berdasarkan sebab perubahan itu sendiri, batuan metamorf ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut:
  • Batuan metamorf kontak atau termik, yakni batuan metamorf yang terjadi karena adanya penambahan suhu yang tinggi, karena berdekatan letaknya dengan dapur magma. Contoh batuan ini adalah batu pualam.
  • Batuan metamorf dinamik atau sintektonik, yakni batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan tinggi. pada umumnya perubahan ini karena adanya gaya tektonik yang bekerja pada batuan tersebut. Contoh batuan ini adalah batu sabak.
  • Batuan metamorf temik pneumatolitik, yakni batuan metamorf yang terjadi karena adanya penambahan suhu dan juga tekanan. Contoh batuan ini adalah batu permata, dan topas.

TEORI TEKTONIK LEMPENG

Seorang ahli meteoroligi asal Jerman, bernama Alfred Wegener mengajukan sebuah teori yang dikenal dengan Teori Pergerakan Benua (Continental Drift). Dalam teorinya, Wegener menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua di Bumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas. Sekitar 200 juta lalu benua tersebut terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Penemuan fosil juga mendukung teori pergerakan benua, salah satu buktinya dengan adanya penemuan fosil Mesosaurus di Amerika Selatan dan di Afrika. Mesosaurus merupakan jenis reptile yang hidup di darat dan di air tawar. Wegener beranggapan bahwa Mesosaurus tidak mungkin berenang di samudra untuk sampai ke benua lain. Oleh karena itu, Wegener beranggapan bahwa Mesosaurus hidup di benua tersebut pada saat benua masih menyatu.
Selain fosil Mesosaurus, penemuan fosil lainnya juga mendukung teori pergerakan lempeng antara lain fosil Cynognatus yang di temukan di Amerika Selatan dan Afrika, fosil Lystrosaurus yang di temukan di Afrika, india, dan Antartika. Kesamaan struktur batuan juga salah satu fakta pendukung bahwa benua pernah menyatu. Akan tetapi, teori pergerakan benua yang di ajukan Wegener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua berpisah dan bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wagener di tolak oleh para ahli pada saat itu.

Pada awal tahun 1960, seorang ilmuan dari Princeton University yang bernama Harry Hammond Hess mengajukan teori yang bernama Seafloor Spreading atau pergerakan dasar laut. Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah. Akibatnya, material tersebut naik ke punggung kerak samudra. Sehingga bagian dasar kerak samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah patahan.

Secara garis besar, teori pergeseran dasar laut ini beranggapan bahwa pecahnya suatu benua disebabkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi, tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan struktur lapisan bumi, sehingga muncul teori baru Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic).

Berdasarkan teori Continental drift dan seafloor spreading ilmuwan mengembangkan sebuah teori ini disebut teori Tektonik Lempeng. Berdasarkan teori ini, kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng. Lempeng bersifat plastis dan dapat bergerak di lapisan ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas mantel bumi.

Berdasarkan teori tektonik lempeng, bagian luar bumi tersusun atas litosfer yang dingin dan kaku (lempeng) serta tersusun oleh astenosfer. Astenosfer bersifat plastis yang berada di bawah lempeng. Akibatnya, lempeng seolah- olah mengapung dan bergerak di atas astenosfer.
Ketika lempeng bergerak, akan terjadi interaksi antar lempeng. Lempeng ini dapat bergerak saling menjauh dan memisah. Selain itu, lempeng juga bisa saling mendekat hingga terjadi tumbukan antar lempeng.
Baca juga :


JENIS-JENIS PERGERAKAN LEMPENG

1. DIVERGEN
Divergen merupakan pertemuan dua lempeng yang saling bergerak menjauh akibat terjadinya perpecahan di litosfer. Karena gerakan yang menjauh, timbul retakan-retakan yang menjadi jalan keluar magma. Contoh akibat pergerakan divergen, dapat muncul pemekaran dasar lautan di lempeng samudra. Dampak yang ditimbulkan dari divergensi adalah meluasnya samudra, terbentuknya lapisan permukaan bumi yang baru, aktivitas gempa bumi dan vulkanik laut, dan penyempitan palung pada tepian benua.


2. KONVERGEN
Konvergen adalah pertemuan dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan, salah satu lempeng akan menghunjam hingga masuk ke bawah lempeng lainnya. Pergerakan jenis konvergen juga bisa disebut dengan pertemuan lempeng yang saling bertumbukan. Tumbukan lempeng benua dan lempeng benua, akan menyebabkan lempeng tektonik terangkat dan jadilah pegunungan tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari konvergensi adalah terbentuknya palung samudra, terbentuknya gunung berapi, dan terbentuknya pegunungan dasar laut. Contohnya gunung Himalaya yang merupakan tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.


3. TRANSFORM / SESAR MENDATAR
Gerakan sesar mendatar adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara menyamping sehingga menimbulkan patahan. Hal ini terjadi apabila lempeng bumi bergesekan dalam posisi yang sama datar, sejajar, dan selalu bergerak. Dampak yang ditimbulkan dari sesar mendatar adalah gempa laut disertai dengan tsunami.



III. HIDROSFER
Hidrosfer adalah lapisan air yang berada di permukaan bumi. Hidrosfer di permukaan Bumi meliputi laut atau samudera, danau, sungai, salju, gletser, air tanah dan uap air. Hidrosfer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan di muka bumi ini, karena semua makhluk hidup membutuhkan air dan  tidak bisa hidup tanpa adanya air. 

SIKLUS HIDROSFER
Siklus hidrosfer disebut juga siklus hidrologi merupakan perputaran air bumi yang mempunyai jumlah tetap serta selalu bergerak dalam suatu lingkaran peredaran. Siklus tersebut terjadi diakibatkan pengaruh sinar matahari. Matahari tersebut memancarkan suatu energi panas ke seluruh permukaan bumi sehingga terjadilah suatu penguapan air dari sungai, danau, rawa, laut, serta juga samudra. Uap air tersebut bergerak naik ke tempat yang lebih tinggi dan juga suhu udara akan makin rendah sehingga uap air tersebut disebut akan mengalami suatu proses kondensasi.

Kondensasi disebut juga pengembunan merupakan perubahan wujud dari benda ke wujud yang lebih padat, seperti ialah gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi tersebut terjadi pada saat uap didinginkan menjadi cairan. Dari proses kondensasi tersebut, uap air tersebut berubah menjadi titik-titik air yang bergerombol di udara ialah sebagai awan. Awan tersebut makin lama makin padat sehingga titik-titik air akan bergabung satu sama lain untuk membentuk tetesan air yang akan jatuh kemudian ke bumi sebagai hujan itulah yang menyebabkan terjadinya hujan.

Air hujan yang jatuh pada permukaan bumi tersebut sebagian akan meresap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah, sebagiannya lagi mengalir di permukaan bumi, dan juga sebagian lagi akan menguap. Air tanah tersebut akan keluar menjadi mata air serta mengalir menjadi sungai menuju ke laut maupun ke danau.


 Siklus hidrologi dapat digambarkan sebagai berikut :


Siklus Hidrologi 
1. Evaporasi (penguapan)
Akibat sinar matahari yang memancarkan energi panas ke seluruh permukaan bumi terjadilah penguapan air dari sungai, danau, rawa, laut, serta juga samudra
2. Transpirasi (penguapan yang terjadi pada tumbuhan)
Transpirasi adalah proses penguapan air dari tanaman melalui stomata atau mulut daun. Dalam tahapan ini, tumbuhan mengeluarkan uap pada siang hari. Faktor yang mempengaruhi transpirasi antara lain suhu, kelembaban udara, jenis tanaman, dan pergerakan angin.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan proses evaporasi dan transpirasi. Di tahap ini, akan terjadi proses penguapan air dari permukaan tanah ke atmosfer. Proses ini mencakup penguapan dari seluruh perairan dan makhluk hidup.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah proses penguapan di kutub atau puncak gunung, di mana es berubah menjadi uap air tanpa mengalami fase pencairan.
5. Kondensasi
Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi partikel es akibat suhu udara yang rendah sehingga membentuk awan yang tebal.
6. Adveksi
Adveksi adalah proses perpindahan awan secara horizontal dari satu lokasi ke lokasi lainnya disebabkan karena tekanan udara atau angin.
7. Presipitasi
Presipitasi adalah proses pencairan awan hitam menjadi air yang diaebut hujan. Awan (uap air yang terkondensasi) berubah menjadi air lalu turun ke permukaan bumi sebagai hujan karena pengaruh angin panas atau perubahan suhu.
8. Run off /Limpasan
Run Off (Limpasan). Limpasan adalah proses mengalirnya air hujan ke sungai, samudra, danau dan saluran air lainnya.
9. Infiltrasi
Infiltrasi adalah air yang merembes ke bawah dan menjadi air tanah atau proses penyerapan air ke dalam tanah. Penyerapan air ke dalam tanah dibantu oleh adanya tumbuhan.
10. Perkolasi
Pergerakan air di dalam tanah secara horizontal

JENIS SIKLUS HIDROLOGI 
1. Siklus panjang
Siklus ini terjadi pada saat badan air (air laut, air sungai serta air danau) mengalami  evaporasi → kemudian membentuk uap → uap air tersebut kemudian terkumpul makin banyak di udara → setelah itu uap air tersebut menjadi jenuh → lalu terjadi kondensasi itu menjadi awan kristal es → kemudian awan terdorong ke pegunungan → setelah itu awan turun di dalam bentuk hujan/es/salju pada lereng gunung → lelehan es tersebut kemudian menyerap kedalam tanah → setelah itu kembali ke badan air



2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi pada saat badan air (air laut, sungai serta juga danau ke arah daratan) yang mengalami evaporasi → kemudian membentuk uap → lalu uap air tersebut terkumpul makin banyak di udara → setelah itu uap air itu menjadi jenuh → kemudian mengalami suatu kondensasi → lalu kemudian akan turun hujan → air hujan yang jatuh di daratan → kemudian air tersebut ini bergerak menuju badan air.


3. Siklus pendek
Air laut mengalami suatu evaporasi (penguapan) → kemudian mengalami kondensasi → lalu terbentuk awan → setelah itu turun hujan di atas laut → lalu air kembali menjadi air laut yang akan kembali mengalami evaporasi lagi.


JENIS HIDROSFER
Terdapat beberapa jenis hidrosfer, antara lain yaitu:
  • Perairan Sungai merupakan jenis air tawar yang selalu mngalir pada titik yang sumbernya menuju pada muara dilaut dengan air sungai lebih besar bersumber dari limpasan mata air tanah.
  • Perairan Laut merupakan jenis air asin yang bersumber dari permukaan bumi berada diperairan yang asin mencangkup semua air yang berada pada laut.
  • Perairan Darat merupakan jenis air tawar yang sumbernya dari tanah yang dangkal di permukaan bumi dan berbagai air yang terdapat didanau atau sungai.
  • Air Tanah merupakan jenis ari yang berada diwilayah jenuh dibawah permukaan tanah. Air tanah ini dapat dijumpai dibawah gurun yang sangat kering atau dibawah tanah yang tertutup oleh lapisan salju.
  • Rawa adalah jenis tanah basah yang sering digenangi air karena letak yang relatif rendah dengan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan rumputan.

Okay good learner, demikianlah sedikit ringkasan materi mengenai lapisan bumi. Materi ini akan dipelajari dikelas 7 pada semester 2. Semoga bisa jadi bahan referensi belajar kamu dan bisa melengkapi catatan belajar kamu dirumah.. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini 😊











Posting Komentar

0 Komentar